Selasa, 25 Desember 2012

Cerpen karya sendiri


Menolong Sahabat

          Sudah seminggu, Reni tidak masuk sekolah. Teman-teman sekelasnya jadi bertanya-tanya. Ke mana Reni selama ini? Apakah dia sakit? Rasanya tidak. Reni adalah murid yang paling senang berolahraga. Badannya selalu tampak bugar dan sehat dibandingkan teman-temannya  yang lain.
          “ Tapi siapa tau Reni benar-benar sakit,” kata Yhona pagi itu, ketika seisi kelas riuh rendah membicarakan Reni yang tidak pernah masuk sekolah.
          “ Apakah ada surat dari orang tua Reni, Ghina?” tanya bu guru.
          “ Tidak ada, Bu. Keluarga Reni tidak ada yang menitipkan surat kepada saya,” jawab Ghina kepada bu guru.
          Ghina sang ketua kelas, adalah sahabat baik Reni. Mereka selalu duduk berdampingan semenjak kelas satu hingga kelas tiga SMA saat ini. Setiap pergi dan pulang sekolah, Reni dan Ghina selalu berjalan kaki bersama. Biasanya, pagi-pagi sekali Reni sudah menjemput Ghina ke rumahnya. Rumah mereka memang satu jurusan dan rumah Reni lah yang paling jauh. Tetapi, Reni tidak pernah terlambat ke sekolah. Dia malah memberi contoh yang baik kepada teman-temannya dengan selalu datang awal ke sekolah.
          “ Ibu ingin salah satu dari kalian menjenguk Reni. Tanyakan kenapa dia tidak masuk sekolah. Kalau memang dia sakit, kita harus menengoknya bersama, memberinya semangat agar dia lekas sembuh, mengerti?”
          “ Mengerti, Buuuu ...!” jawab anak-anak serempak dan penuh semangat.
          Malamnya, setelah mengulang pelajaran di sekolah, Ghina melamun sendiri dikamarnya. Dia masih memikirkan keadaaan Reni, sahabat baiknya.
          “ Kemana saja dia selama ini? Kenapa dia tidak pernah menceritakan keadaannya padaku? Apa dia tidak menganggap aku sebagai temannya lagi?” bermacam pertanyaan yang ada di pikiran Ghina.
          Ghina teringat terakhir kalinya Reni bermain di rumahnya. Reni lebih banyak termenung waktu itu. Dia tidak gembira seperti biasanya saat bermain dengan Ghina.
          “ Kenapa kamu, Ren?” tanya Ghina waktu itu.
          “ Tidak apa-apa,” jawab Reni datar.
          Beberapa kali Ghina mengajaknya menonton televisi, main, atau jajan. Tetapi, Reni tetap melamun saja sampai dia pamit pulang. Sejak hari itulah, Ghina tidak pernah bertemu Reni.
          “ Ah ... hari Minggu besok, aku harus ke rumah Reni,” Ghina membatin.
          Hari Minggu pagi, setelah sarapan dan pamit kepada orang tuanya, Ghina berangkat kerumah Reni. Tidak lupa, Ghina membawakan beberapa buah jeruk segar untuk Reni. Reni memang suka jeruk jika sedang bermain ke rumah Ghina. Dengan mengendarai sepeda, Reni memberanikan diri ke rumah Reni. Ghina memang tidak tahu di mana letak rumah Reni sahabatnya itu. Dulu, pernah beberapa kali Ghina meminta Reni mengajak bermain ke rumahnya. Tetapi, Reni selalu menolak halus. Entah mengapa. Setelah mengayuh sepeda cukup jauh, Ghina mulai khawatir. Jalan yang dilaluinya kini adalah jalan kecil yang belum diaspal. Berarti, ia harus memasuki perkampungan kecil. Akhirnya, Ghina memberanikan diri bertanya pada pemilik warung di pinggir jalan.
          “ Oh, Reni anaknya Pak Burhan? Adik terus saja ikuti jalan ini. Nah, rumahnya tepat di ujung jalan itu,” kata ibu pemilik warung menjelaskan.
          “ Tapi biasanya hari Minggu begini, Reni membantu ibunya di ladang. Coba saja ke sana dulu,” kata ibu itu lagi.
          “ Baik, Bu. Terima kasih,” kata Ghina. Ibu itu mengangguk ramah.
          Ghina menuruti petunjuk ibu pemilik warung itu. Dia mengayuh sepedanya menuju sebuah ladang. Benar saja. Di kejauhan, tampak Reni sedang membantu ibunya memanen singkong. Dia terlihat sangat kelelahan, dari jauh nampak dia sedang menyeka keringatnya. Tetapi, Reni tetap bercengkrama sambil tertawa dengan ibunya.
          “ Ren, ... Reni!” teriak Ghina dari pinggir ladang.
          Reni menoleh ke arah suara itu. Dia terkejut melihat Ghina yang sedang melambaikan tangan ke arahnya. Sambil berteriak-teriak kegirangan, Reni berlari ke pinggir ladang menghampiri Ghina.
          “ Ghina ..., apa kabar, Na?” tanya Reni dengan napas tersengal-sengal.
          Ghina tertawa melihat Reni, sahabat baiknya yang kecapekan. Lalu, Ghina diajak Reni ke rumahnya.
          “ Beginilah rumahku, Na,” kata Reni sambil meletakkan teko di atas meja kayu.
          Ibu Reni menyambutnya dengan ramah. Dia senang sekali menerima jeruk pemberian Ghina. Sampai-sampai Ghina jadi malu sendiri. Rumah Reni memang sederhana sekali. Dindingnya dari kayu. Lantainya pun hanya beralaskan tanah. Ghina sedih membayangkan ketika mengajak Reni bermain di rumahnya tempo hari.
          “ Bu guru dan teman-teman menanyakan kabarmu, Ren. Ke mana saja kamu selama ini? Kamu mulai membolos, ya? Kamu kan tidak sakit?” tanya Ghina memandang Reni.
          “ Aku tidak pernah berniat membolos sekolah, Na. Tapi aku malu ...,” kata Reni pelan.
          “ Kenapa?” selidik Ghina cepat.
          “ Aku tidak punya uang untuk membayar sekolah, Na. Kamu sendiri tahu kan, aku sering tidak jajan ataupun membawa uang. Ibuku belum memiliki uang karena belum diberi upah oleh pemilik ladang,” jawab Reni dengan nada sedikit lirih.
          “ Selain itu, bajuku robek lagi, Na. Baju itu sudah banyak tambalan nya Na, aku malu jika dilihat dan diejek teman-teman. Bapakku berjanji dalam beberapa hari ini akan membelikan baju sekolah yang baru. Tetapi, uang hasil kerjanya sebagai buruh harian hanya cukup untuk kami sekeluarga makan.” kata Reni menceritakan sambil menunjukkan baju sekolahnya.
          Reni menunduk ketika menceritakan hal tersebut. Ghina sedih mendengarnya. Tetapi, untunglah Ghina anak yang pintar dan baik hati.
          “ Oh, jadi itu alasanmu tidak masuk sekolah beberapa hari ini? Itu juga yang kamu lamunkan di rumahku waktu itu, ya?” tanya Ghina setengah bercanda. Reni keheranan melihat sikap Ghina yang santai.
          “ Kenapa kamu tidak bilang dari dulu? Baju sekolahku di rumah, kan banyak. Kamu bisa ambil bebrapa potong. Dan soal uang sekolahmu, aku akan bicara pada ayahku tentang ini. Dia pasti akan membantu sahabat baikku. Kita sahabat baik, ya, kan? Nah, sahabat yang baik harus saling membantu jika teman dalam kesulitan.” kata Ghina bijak sambil memeluk Reni.
          Reni tersenyum. Dia tidak menyangka Ghina akan berbaik hati memberikan bantuan padanya.
          “ Ayo, sekarang kita berangkat ke rumahku. Kamu bisa pilih baju yang cocok buatmu. Aku tidak akan menceritakan hal ini paa teman-teman. Ini rahasia kita, oke!” Ghina bangkit dari kursi dan menarik tangan Reni.
          Setelah berpamitan pada ibu Reni, kedua anak itu bersepeda beriringan menuju rumah Ghina. Mereka bersepeda dengan gembira sekali. Ghina senang bisa membantu Reni, sahabat baiknya yang sedang kesusahan. Reni pun lega, besok dia bisa sekolah seperti biasanya berkat bantuan Ghina. Perjalanan jauh yang mereka tempuh pun jadi tidak terasa lagi.

Jumat, 21 Desember 2012

Pers di masa pemerintahan Orde Baru


Tugas Sejarah
“ Perkembangan Pers dan Hukum
Di Indonesia Pada Masa Orde Baru “

Description: awal-orde-baru-soeharto.jpg

Nama : Aminah Tri Putri
Kelas : XII Ipa 3


DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SMA NEGERI 8 KOTA BENGKULU
TAHUN AJARAN 2012/2013

A. Pers Pada Masa Orde baru
pers dalam masa orde baru seakan-akan kehilangan jati dirinya sebagai media yang bebas berpendapat dan menyampaikan informasi. Meskipun orde baru telah menjanjikan keterbukaan dan kebebasan di awal pemerintahannya, namun pada kenyataannya dunia pers malah terbelenggu dan mendapat tekanan dari segala aspek. Pers pun tidak mau hanya diam dan terus mengikuti permainan politik Orde baru. Sehingga banyak media massa yang memberontak melalui tulisan-tulisan yang mengkritik pemerintah, bahkan banyak pula yang membeberkan keburukan pemerintah. Itulah sebabnya pada tahun 1994 banyak media yang dibredel, seperti Tempo, deTIK, dan Monitor. Namun majalah Tempo adalah satu-satunya yang berjuang dan terus melawan pemerintah orde baru melalui tulisan-tulisannya hingga sampai akhirnya bisa kembali terbit setelah jatuhnya Orde baru. Pemerintah memang memegang kendali dalam semua aspek pada saat, terutama dalam dunia pers. Lalu apa fungsi dari dewan pers pada saat itu? Ternyata dewan pers hanyalah dibuat pemerintah untuk melindungi kepentingan pemerintah saja, bukan melindungi insan pers dan masyarakat. Dewan Pers seakan kehilangan fungsinya dan hanya formalitas belaka.
1.                 Perkembangan Pers Pada Masa Orde Baru
Pada awal kekuasaan orde baru, Indonesia dijanjikan akan keterbukaan serta kebebasan dalam berpendapat. Masyarakat saat itu bersuka-cita menyambut pemerintahan Soeharto yang diharapkan akan mengubah keterpurukan pemerintahan orde lama. Pemerintah pada saat itu harus melakukan pemulihan di segala aspek, antara lain aspek ekonomi, politik, social, budaya, dan psikologis rakyat. Indonesia mulai bangkit sedikit demi sedikit, bahkan perkembangan ekonomi pun semakin pesat. Namun sangat tragis, bagi dunia pers di Indonesia. Dunia pers yang seharusnya bersuka cita menyambut kebebasan pada masa orde baru, malah sebaliknya. Pers mendapat berbagai tekanan dari pemerintah. Tidak ada kebebasan dalam menerbitkan berita-berita miring seputar pemerintah. Bila ada maka media massa tersebut akan mendapatkan peringatan keras dari pemerintah yang tentunya akan mengancam penerbitannya.
Pada masa orde baru, segala penerbitan di media massa berada dalam pengawasan pemerintah yaitu melalui departemen penerangan. Bila ingin tetap hidup, maka media massa tersebut harus memberitakan hal-hal yang baik tentang pemerintahan orde baru. Pers seakan-akan dijadikan alat pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya, sehingga pers tidak menjalankan fungsi yang sesungguhnya yaitu sebagai pendukung dan pembela masyarakat.
“Pada masa orde baru pers Indonesia disebut sebagai pers pancasila. Cirinya adalah bebas dan bertanggungjawab”. (Tebba, 2005 : 22). Namun pada kenyataannya tidak ada kebebasan sama sekali, bahkan yang ada malah pembredelan.
Tanggal 21 Juni 1994, beberapa media massa seperti Tempo, deTIK, dan editor dicabut surat izin penerbitannya atau dengan kata lain dibredel setelah mereka mengeluarkan laporan investigasi tentang berbagai masalah penyelewengan oleh pejabat-pejabat Negara. Pembredelan itu diumumkan langsung oleh Harmoko selaku menteri penerangan pada saat itu. Meskipun pada saat itu pers benar-benar diawasi secara ketat oleh pemerintah, namun ternyata banyak media massa yang menentang politik serta kebijakan-kebijakan pemerintah. Dan perlawanan itu ternyata belum berakhir. Tempo misalnya, berusaha bangkit setelah pembredelan bersama para pendukungnya yang hantu rezim Soeharto.
2.  Fungsi Dewan Pers pada masa Orde Baru
Dewan pers adalah lembaga yang menaungi pers di Indonesia. Sesuai UU Pers Nomor 40 tahun 1999, dewan pers adalah lembaga independen yang dibentuk sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional. Fungsi dan peranan pers Berdasarkan ketentuan pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, fungi pers ialah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial.
Sementara Pasal 6 UU Pers menegaskan bahwa pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut: memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui menegakkkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinekaan mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Berdasarkan fungsi dan peranan pers yang demikian, lembaga pers sering disebut sebagai pilar keempat demokrasi( the fourth estate) setelah lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif , serta pembentuk opini publik yang paling potensial dan efektif.
Ada tujuh fungsi dewan pers yang diamanatkan UU, diantaranya :
1. Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain, bisa pemerintah dan juga masyarakat.
2. Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers.
3. Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik.
4. Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers.
5. Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat adn pemerintah.
6. Memfasilitasi organisasi pers dalam menyusun peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi wartawan.
7. Mendata perusahaan pers.
Pada masa Orde baru, fungsi dewan pers ini tidaklah efektif. Dewan pers hanyalah formalitras semata. Dewan Pers bukannya melindungi sesama rekan jurnalisnya, malah menjadi anak buah dari pemerintah Orde Baru. Hal itu terlihat jelas ketika pembredelan 1994, banyak anggota dari dewan pers yang tidak menyetujui pembredelan. Termasuk juga Gunaman Muhammad yang selaku editor Tempo juga termasuk dalam dewan pers saat itu. Namun ironisnya, pada saat itu dewan pers diminta untuk mendukung pembredelan tersebut. Meskipun dewan pers menolak pembredelan, tetap saja pembredelan dilaksanakan. Menolak berarti melawan pemerintah. Berarti benar bahwa dewan pers hanya formalitas saja.
Istilah pers digunakan dalam konteks historis seperti pada konteks “press freedom or law” dan “power of the press”. Sehingga dalam fungsi dan kedudukannya seperti itu, tampaknya, pers dipandang sebagai kekuatan yang mampu mempengaruhi masyarakat secara massal. ( John C. Merrill, 1991, dalam Asep Saeful, 1999 : 26)). Seharusnya pers selain mempengaruhi masyarakat, pers juga bisa mempengaruhi pemerintah. Karena pengertian secara missal itu adalah seluruh lapisan masyarakat baik itu pemerintah maupun masyarakat. Namun di Era Orde Baru, dewan pers memang gagal meningkatkan kehidupan pers nasional, sehingga dunia pers hanya terbelenggu oleh kekuasaan Orde Baru tanpa bisa memperjuangkan hak-haknya.

B.   Hukum Pada Masa Orde Baru
Orde baru adalah sebutan bagi pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat koreksi total atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama.
Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesiaberkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Zaman Orde Baru secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia “bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya. Pada tahap awal, Presiden Soeharto.
Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah.
Soeharto menggunakan konsep pembangunan yang diadopsi dari seminar Seskoad II 1966 dan konsep akselerasi pembangunan II yang diusung Ali Moertopo, dengan merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan dwitujuan, bisa tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi di pihak lain. Dengan ditopang kekuatan Golkar, TNI, dan lembaga pemikir serta dukungan kapital internasional. Warga keturunanTionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi mereka. Kesenian barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian Bahasa Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh komunitas Tionghoa Indonesia terutama dari komunitas pengobatan Tionghoa tradisional karena pelarangan sama sekali akan berdampak pada resep obat yang mereka buat yang hanya bisa ditulis dengan bahasa Mandarin. Mereka pergi hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung Indonesia waktu itu memberi izin dengan catatan bahwa Tionghoa Indonesia berjanji tidak menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan Indonesia. Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan.
Perkembangan hukum pada masa Orde Baru ini mengalami pasang surut, akan tetapi patut diingat bahwa system Pemerintahan Orde Baru memiliki kelebihan yaitu menyukseskan transmigrasi, mempelopori keluarga Berencana (KB), memerangibuta huruf, menyukseskan keamanan dalam negeri, Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia serta menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri. Sedangkan kekurangan pada system Pemerintahan Orde Baru ini yaitu
1)       Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
2)       Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat
3)       Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
4)       Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
5)       Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)
6)       Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat Tionghoa)
7)       Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
8)       Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibredel
9)       Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program “Penembakan Misterius”
10)    Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)
11)    Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak Senang, hal ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif negara pasti hancur.
12)    Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik sehingga kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah.
Mundurnya Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai tanda berakhirnya masa Orde Baru, untuk kemudian digantikan Era Reformasi“.Perlu kita ketahui bahwa pada Masa Orde Baru adalah merupakan masa-masa yang bersifat memaksakan kehendak serta bermuatan unsur politis semata, untuk kepentingan Pemerintah pada masa itu. Dan pada masa Orde Baru itu pulalah, telah terjadinya pembelengguan disegala sector, dimulai dari sector Hukum/undang-undang, perekonomian/Bisnis, Kebebasan Informasi/Pers dan lain-lain sebagainya.
Dan untuk mengembalikan Citra Bangsa Indonesia yaitu sebagai Negara Hukum terutama dalam dibidang hukum dan Politik, untuk meyakinakan bahwa revolusi belum selesai, dan UUD 1945 dijadikan landasan idiil/Konstitusional, dengan dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret pada Tahun 1967 serta dibentuknya kabinet baru dengan sebutan Kabinet Pembangunan yang merupakan sebagai titik awal perubahan kebijakan pemerintah secara menyeluruh. Dengan Ketetapan MPRS No. XX : menetapkan sumber tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangn Republik Indonesia, harus melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen yaitu Pancasila.
Pada pembangunan lima tahun yang merupakan sebagai Rule of Law pada tahun 1969 merujuk kepada paragraf Pendahuluan Bab XIII UUD 1945 bahwa Indonesia adalah negara yang berazas atas hukum dan bukan negara yang berdasarkan atas kekuasaan belaka, dimana Hukum di fungsikan sebagai sarana untuk merekayasa masyarakat proses pembangunan melakukan pendekatan baru yang dapat dipakai untuk merelevansi permasalahan hukum dan fungsi hukum dengan permasalahan makro yang tidak hanya terbatas pada persoalan normative dan ligitigatif (dengan kombinasi melakukan kodifikasi dan unifikasi hukum nasional).
Kontinuitas Perkembangan Hukum Dari Hukum Kolonial Ke Hukum Kolonial yng dinasionalisasi, adalah pendayagunaan hukum untuk kepentingan pembangunan Indonesia, adalah dengan hukum yang telah diakui dan berkembang dikalangan bisnis Internasional (berasal dari hukum dan praktek bisnis Amirika), Para ahli hukum praktek yang mempelajari hukum eropa (belanda), dalam hal ini, mochtar berpengalaman luas dalam unsur-unsur hukum dan bisnis Internasional, telah melakukan pengembangan hukum nasional Indonesia dengan dasar hukum kolonial yang dikaji ulang berdasarkan Grundnom Pancasila adalah yang dipandang paling logis. Dimana Hukum Kolonial secara formil masih berlaku dan sebagian kaidah-kaidahnya masih merupakan hukum positif Indonesia berdasarkan ketentuan peralihan, terlihat terjadi pergerakan kearah pola-pola hukum eropa (belanda), yang mengadopsi dari hukum adat, hukum Amirika atau hukum Inggris, akan tetapi konfigurasinya/pola sistematik dari eropa tidak dapat dibongkar, hukum tata niaga atau hukum dagang (Handels recht Vav koophandel membedakan hukum sebagai perekayasa social atau hukum ekonomi. Dalam Wetboek Van Koohandel terdapat pula pengaturan mengenai leasing, kondominium, pada Universitas Padjadjaran melihat masalah hukum perburuhan, agraria, perpajakan dan pertambangan masuk kedalam hukum ekonomi, sedangkan hukum dagang (belanda) dikualifikasikan sebagai hukum privat (perdata), khususnya hukum ekonomi berunsurkan kepada tindakan publik-administratif pemerintah, oleh karenanya hukum dagang untuk mengatur mekanisme ekonomi pasar bebas dan hukum ekonomi untuk mengatur mekanisme ekonomi berencana.
Pada era Orde Baru pencarian model hukum nasional untuk memenuhi panggilan zaman dan untuk dijadikan dasar-dasar utama pembangunan hukum nasional., dimana mengukuhkan hukum adat akan berarti mengukuhan pluralisme hukum yang tidak berpihak kepada hukum nasional untuk diunifikasikan (dalam wujud kodifikasi), terlihat bahwa hukum adat plastis dan dinamis serta selalu berubah secara kekal. Ide kodifikasi dan unifikasi diprakasai kolonial yang berwawasan universalistis, dimana hukum adat adalah hukum yang memiliki perasaan keadilan masyarakat lokal yang pluralistis. Sebagaimana kita ketahui bahwa hukum kolonial yang bertentangan dengan hukum adat adalah merupakan tugas dan komitmen Pemerintah Orde Baru untuk melakukan unifikasi dan kodifikasi kedalam hukum nasional.
Ide Law as a Tool of Social Engineering adalah untuk memfungsikan hukum guna merekayasa kehidupan ekonomi nasional saja dengan tidak melupakan hukum tata negara (terlihatlah mendahulukan infrastruktut politik dan ekonomi.

Minggu, 02 Desember 2012

resensi buku non fiksi


Tips Hidup Sehat yang Berpahala
Oleh Aminah Tri Putri kelas XII IPA 3

Judul buku      :     Gaya Hidup Sehat Rasulullah
Pengarang       :     Egha Zainur Ramadhani 
Penerbit           :     Pro-U Media
Tahun terbit     :     November 2007
Tebal buku      :     238 halaman ; 14 x 20 cm

            Seiring dengan tingginya tingkat kesibukan umat manusia, manusia semakin melupakan ibadah. Padahal ibadah yang kita jalankan dapat membuat hidup semakin sehat dan berharga. Buku yang berjudul “ Gaya Hidup Sehat Rasulullah “ ini adalah karya Egha Zaiunr Ramadhani yang merupakan cetakan kedua pada tahun 2007. Egha telah banyak memiliki pengalaman semasa hidupnya. Ketika ia remaja hidupnya selalu dipenuhi dengaan lingkungan yang kotor dan tak beraturan. Namun, setelah ia menjalani profesi sebagai Dokter FK-UGM hidupnya semakin bersyukur dan dia selalu meghargai kesehatan. Melalui pengalaman nya, ia bagikan berbagai hikmah yang terjadi di dalam hidupnya, khusunya di bidang kesehatan. Dia sangat mengagumi sosok  Rasulullah SAW, terlebih lagi hidup Rasulullah selalu dipenuhi dengan amalan yang membuat hidupnya sehat. Maka, Egha berbagi dengan pembaca di Indonesia tentang amaalan Rasulullah yang membuat hidupnya sehat sehingga para pembaca dapat mengikuti nya.
            Ada banyak cara menjaga ruh kita agar tetap bersinar dan sehat. Berbeda dengan buku sejenis lainnya yang memberikan tips untuk hidup sehat juga, namun tidak memiliki manfaat yang lebih dari tips itu melainkan hanya memberikan satu manfaat yang dibahas. Misal, buku yang berjudul Cara Sehat Secara Alami karangan Nurudin Eka Satya hanya membahas tentang langakah-langkah membuat ramuan tradisional untuk sehat dan memerlukan berbagai macam tanaman yang mengharuskan kita menyiapkan berbagai macam bahan itu. Nah, buku ini memberikan kita pemahaman manfaat medis dari setiap ibadah yang kita jalankan. Sangatlah mudah untuk dilakukan bagi kita dan tidak memerlukan berbagai bahan untuk menjalankan nya. Dengan cara yang terdapat di buku ini pun, kita mendapatkan manfaat yang lebih selain di bidang kesehatan, yaitu mengetahui kehidupan ssang pemimpin umat dan lebih dahsyat nya insya Allah kita mendapatkan jaminan surga.
Di dalam buku ini Rasulullah mengajarkan kita bahwa sehat itu sangatlah penting dan ibadah juga sangat penting. Oleh karena itu, dengan menjalankan ibadah secara khusyuk dan ikhlas akan dapat membuat hidup terasa tenang dan sehat. Rasulullah mengajarkan kita agar selalu menjaga kebersihan diri. Menyimak dari karangan Egha bahwa Rasulullah mengajak kita untuk melakukan shalat wajib dan shalat sunnah. Ketika bangun lakukan shalat tahajud, dan untuk mengawali hari jalankan shalat subuh dengan disiplin. Lalu, kita isi hidup kita dengan rutinitas harian misalnya bekerja yang membuat kita terhindar dari stres. Selama rutinitas harian itu dilakukan, luangkan waktu untuk tidur siang. Dan tak lupa pula, baca Al-Qur’an setelah selesai shalat untuk memberikan ketenangan jiwa. Setelah bangun dari tidur jangan bermalas-malasan. Segera isi dengan rutinitas selanjutnya.
Jika semua jadwal rutinitas harian terlaksana, maka saatnya istirahat dan tidur malam dengan posisi tidur yang ideal. Tidak lupa pula, kerjakan puasa wajib ataupun sunah. Pengarang  juga menceritakan bahwa hidup Rasulullah tidak hanya melakukan amalan-amalan, tapi juga mensyukuri nikmat Allah dengan berwisata mengajak istrinya Khadijah agar tidak jenuh.
Menyimak karangan Egha yang menyorot tentang kehidupan Rasulullah dibidang kesehatan sungguh menarik. Karena, buku ini memotivasi pembaca agar selalu menjalankan kehidupan secara sehat dengan berbagai tips dari kehidupan Rasulullah. Buku ini juga dapat menggugah pembaca untuk sadar akan pentingnya ibadah agar hidup kita senatiasa terasa tenang dan sehat.
Melalui buku ini, dapat dipahami bahwa cara Rasulullah mensucikan dirinya sebenarnya sama seperti yang telah kita lakukan saat ini. Seperti cuci tangan, menyikat gigi dan mandi. Namun ternyata, di dalam buku ini terdapat satu cara lagi yang bisa kita kerjakan agar hidup kita bersih dan sehat yaitu dengan berwudhu. Seperti yang kita ketahui bahwa wudhu merupakan syarat sah nya shalat. Namun disi lain terdapat hikmah yang tersimpan dibalik syariat wudhu. Menurut para medis, wudhu merupakan ritual penyucian yang megutamakan kesehatan. Kesehatan yang diperoleh tidak hanya secara fisik namun juga secara mental. Karena, bagian-bagian yang dibasuh merupakan titik-titik peremajaan kulit. Membasuh kaki kiri misalnya, pijatan air dapat memberikan efek positif pada kelenjar pituitari di otak yang mengatur fungsi-fungsi kelenjar endokrin ( kelenjar yang bertugas mengatur pengeluaran hormon dan mengendalikan pertumbuhan. Membasuh telinga juga dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi sakit. Dibandingkan dengan refleksologi yang hanya berfungsi menyembuhkan, wudhu dapat mencegah masuknya bibit penyakit.  
Di ilhami dari sabda nabi “ shalat tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan dan menghindarkan dari penyakit. Para ahli medis banyak mengkaitkan hormon kortisol yang dapat menghilangkan stres. Namun apabila hormon kortisol ini berlebihan di dalam tubuh, bisa mengakibatkan kegemukan. Sehingga, dengan mengerjakan shalat tahajud kita bisa menyeimbangkan hormon kortisol di dalam tubuh dan dapat melawan stres. Lalu setelah tahajud kita lakukan shalat subuh.
Shalat subuh juga dapat menyehatkan tubuh. Bukan hanya karena gerakan-gerakan shalat yang membuat kita sehat, namun karena pada dini hari secara alami terjadi peningkatan adrenalin dan efek simpatis. Allah memberikan waktu setelah shalat subuh ini dengan berbagai fasilitas. Proses pembuangan racun begitu maksimal, sehingga udaranya murni baik untuk kesehatan terlebih lagi ditengah polusi yang merajalela. Oleh karena itu, kita isi waktu shalat subuh dengan aktivitas mulai dari zikir, olahraga, serta mempersiapkan rutinitas harian. Selama menjalani rutinitas harian kita harus menikmati nya, karena ini akan membuat semua yang dihadapi begitu ringan, jauh dari stres. Berusahalah tersenyum karena senyuman menjadi sugesti peringan beban, membuat cerah suasana yang muram dan obat penenang jiwa yang resah.
Meskipun kita sibuk dengan rutinitas harian, namun tetap luangkan waktu membaca Al-Qur’an. Karena seseorang yang membaca Al-Qur’an secara reguler mampu melindungi diri dari penyakit kejiwaan. Dalam buku ini terdapat laporan penelitian yang menyebutkan bahwa dengan mengucapkan huruf-huruf A-L-L-A-H akan melepaskan diri dari penyakit pernapasan dan jantung. Kita sebagai manusia butuh istirahat, sehingga luangkan waktu tidur siang. Jeda dengan tidur di siang hari mampu meningkatkan produktivitas kerja. Kebiasaan ini terlihat sepele, tapi sebenarnya besar artinya bagi tubuh, konsentrasi, dan kinerja setengah hari berikutnya. Kualitas dari tidur ditentukan oleh tercapai dengan kedalamn tidur atau nyenyak. Puasa juga membuat tidur lebih berkualitas, karena “ deep sleep ” lebih cepat tercapai. Efeknya pada perbaikan tubuh dan otak, termasuk molekul memori lebih maksimal. Setelah semua rutinitas harian telah terlaksana saatnya istirahat dengan merebahkan diri untuk mengawali esok dengan optimisme tinggi. Tidur malam yang ideal menurut para peneliti adalah 7 jam sehari. Sebelum tidur tulis kebiasaan-kebiasaan baik yang telah kita lakukan hari ini, sebagai bahan introspeksi diri. Dan kita dianjurkan untuk tidak tidur larut malam, karena produksi dan efek medis dari hormon melatonin tidak akan berfungsi sebgaimana mestinya akibat paparan cahaya yang lama. Rasulullah mengajarkan kita bahwa posisi tidur yang dianggap palin aman adalah dengan menghadap ke kanan. Karena tidak menekan jantung sehingga aliran darah di dalam tubuh dapat berjalan lebih lancar dan rasa pegal dapat dihindari.
Dengan kata lain, buku ini menjelaskan bahwa melakukan kegiatan dari bangun tidur hingga terlelap kembali dapat menjadi sumber manfaat kesehatan bagi tubuh kita. Diawali dari tahajud lalu disambung dengan shalat subuh dan diselingi dengan zikir dan do’a. Tengah hari luangkan waktu untuk tidur siang dan jangan lupakan lima waktu. Ketika wudhu kita telah membuat tubuh kita menjadi rileks, begitupun dengan tidur. Saat berpuasa pun, tidur siang dapat membuat kita semakin semangat. Lalu untuk menyegarkan pikiran kita lunagkan waktu untuk berwisata.
Buku ini memberikan argumen yang masuk akal tentang berbagai manfaat ibadah untuk kesehatan kita. Karena selain diambil dari kisah kehidupan Rasulullah, buku ini juga dibuat berdasarkan hasil penelitian para ahli dalam bidang kesehatan, dan berdasarkan firman-firman Allah tentang pentingnya kesehatan. Sampul buku ini berwarna putih berpadu dengan warna hijau, sehingga terlihat menarik bagi pembaca dan buku ini ditulis dengan rapi dan terstruktur dalam kaidah bahasa Indonesia. Buku karangan Egha ini juga dilengkapi dengan gambar, sehingga ketika membaca buku ini kita bukan hanya membaca tapi juga dapat menlihat tentang kehidupan Rasulullah di bidang kesehatan. Buku ini juga memberikan lembaran target yang akan kita lakukan, agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dan sehat.
Meskipun bahasa yang digunakan terstruktur dan dalam buku ini dilengkapi dengan glosarium atau istilah-istilah kedokteran yang terdapat dalam buku, namun tetap saja pembaca akan kerepotan membolak-balik buku ini. Karena banyak terdapat istilah yang jarang didengar orang awam, seperti Jet lag.
Bagi pembaca yang ingin berubah menjadi lebih baik dan sehat, buku ini sangat layak untuk dibaca. Karena sangat jelas bahwa masyarakat saat ini telah jarang memperhatikan kesehatan dan ibadahnya. Sehingga, setelah membaca buku ini kita dapat menjadwalkan berbagai kegiatan bermanfaat yang telah kita tinggalkan dan membuat kita jadi lebih baik.

Resensi Buku non fiksi


Tips Hidup Sehat yang Berpahala
Oleh Aminah Tri Putri kelas XII IPA 3
 


Judul buku      :     Gaya Hidup Sehat Rasulullah
Pengarang       :     Egha Zainur Ramadhani 
Penerbit           :     Pro-U Media
Tahun terbit     :     November 2007
Tebal buku      :     238 halaman ; 14 x 20 cm

            Seiring dengan tingginya tingkat kesibukan umat manusia, manusia semakin melupakan ibadah. Padahal ibadah yang kita jalankan dapat membuat hidup semakin sehat dan berharga. Buku yang berjudul “ Gaya Hidup Sehat Rasulullah “ ini adalah karya Egha Zaiunr Ramadhani yang merupakan cetakan kedua pada tahun 2007. Egha telah banyak memiliki pengalaman semasa hidupnya. Ketika ia remaja hidupnya selalu dipenuhi dengaan lingkungan yang kotor dan tak beraturan. Namun, setelah ia menjalani profesi sebagai Dokter FK-UGM hidupnya semakin bersyukur dan dia selalu meghargai kesehatan. Melalui pengalaman nya, ia bagikan berbagai hikmah yang terjadi di dalam hidupnya, khusunya di bidang kesehatan. Dia sangat mengagumi sosok  Rasulullah SAW, terlebih lagi hidup Rasulullah selalu dipenuhi dengan amalan yang membuat hidupnya sehat. Maka, Egha berbagi dengan pembaca di Indonesia tentang amaalan Rasulullah yang membuat hidupnya sehat sehingga para pembaca dapat mengikuti nya.
            Ada banyak cara menjaga ruh kita agar tetap bersinar dan sehat. Berbeda dengan buku sejenis lainnya yang memberikan tips untuk hidup sehat juga, namun tidak memiliki manfaat yang lebih dari tips itu melainkan hanya memberikan satu manfaat yang dibahas. Misal, buku yang berjudul Cara Sehat Secara Alami karangan Nurudin Eka Satya hanya membahas tentang langakah-langkah membuat ramuan tradisional untuk sehat dan memerlukan berbagai macam tanaman yang mengharuskan kita menyiapkan berbagai macam bahan itu. Nah, buku ini memberikan kita pemahaman manfaat medis dari setiap ibadah yang kita jalankan. Sangatlah mudah untuk dilakukan bagi kita dan tidak memerlukan berbagai bahan untuk menjalankan nya. Dengan cara yang terdapat di buku ini pun, kita mendapatkan manfaat yang lebih selain di bidang kesehatan, yaitu mengetahui kehidupan ssang pemimpin umat dan lebih dahsyat nya insya Allah kita mendapatkan jaminan surga.
Di dalam buku ini Rasulullah mengajarkan kita bahwa sehat itu sangatlah penting dan ibadah juga sangat penting. Oleh karena itu, dengan menjalankan ibadah secara khusyuk dan ikhlas akan dapat membuat hidup terasa tenang dan sehat. Rasulullah mengajarkan kita agar selalu menjaga kebersihan diri. Menyimak dari karangan Egha bahwa Rasulullah mengajak kita untuk melakukan shalat wajib dan shalat sunnah. Ketika bangun lakukan shalat tahajud, dan untuk mengawali hari jalankan shalat subuh dengan disiplin. Lalu, kita isi hidup kita dengan rutinitas harian misalnya bekerja yang membuat kita terhindar dari stres. Selama rutinitas harian itu dilakukan, luangkan waktu untuk tidur siang. Dan tak lupa pula, baca Al-Qur’an setelah selesai shalat untuk memberikan ketenangan jiwa. Setelah bangun dari tidur jangan bermalas-malasan. Segera isi dengan rutinitas selanjutnya.
Jika semua jadwal rutinitas harian terlaksana, maka saatnya istirahat dan tidur malam dengan posisi tidur yang ideal. Tidak lupa pula, kerjakan puasa wajib ataupun sunah. Pengarang  juga menceritakan bahwa hidup Rasulullah tidak hanya melakukan amalan-amalan, tapi juga mensyukuri nikmat Allah dengan berwisata mengajak istrinya Khadijah agar tidak jenuh.
Menyimak karangan Egha yang menyorot tentang kehidupan Rasulullah dibidang kesehatan sungguh menarik. Karena, buku ini memotivasi pembaca agar selalu menjalankan kehidupan secara sehat dengan berbagai tips dari kehidupan Rasulullah. Buku ini juga dapat menggugah pembaca untuk sadar akan pentingnya ibadah agar hidup kita senatiasa terasa tenang dan sehat.
Melalui buku ini, dapat dipahami bahwa cara Rasulullah mensucikan dirinya sebenarnya sama seperti yang telah kita lakukan saat ini. Seperti cuci tangan, menyikat gigi dan mandi. Namun ternyata, di dalam buku ini terdapat satu cara lagi yang bisa kita kerjakan agar hidup kita bersih dan sehat yaitu dengan berwudhu. Seperti yang kita ketahui bahwa wudhu merupakan syarat sah nya shalat. Namun disi lain terdapat hikmah yang tersimpan dibalik syariat wudhu. Menurut para medis, wudhu merupakan ritual penyucian yang megutamakan kesehatan. Kesehatan yang diperoleh tidak hanya secara fisik namun juga secara mental. Karena, bagian-bagian yang dibasuh merupakan titik-titik peremajaan kulit. Membasuh kaki kiri misalnya, pijatan air dapat memberikan efek positif pada kelenjar pituitari di otak yang mengatur fungsi-fungsi kelenjar endokrin ( kelenjar yang bertugas mengatur pengeluaran hormon dan mengendalikan pertumbuhan. Membasuh telinga juga dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi sakit. Dibandingkan dengan refleksologi yang hanya berfungsi menyembuhkan, wudhu dapat mencegah masuknya bibit penyakit.  
Di ilhami dari sabda nabi “ shalat tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan dan menghindarkan dari penyakit. Para ahli medis banyak mengkaitkan hormon kortisol yang dapat menghilangkan stres. Namun apabila hormon kortisol ini berlebihan di dalam tubuh, bisa mengakibatkan kegemukan. Sehingga, dengan mengerjakan shalat tahajud kita bisa menyeimbangkan hormon kortisol di dalam tubuh dan dapat melawan stres. Lalu setelah tahajud kita lakukan shalat subuh.
Shalat subuh juga dapat menyehatkan tubuh. Bukan hanya karena gerakan-gerakan shalat yang membuat kita sehat, namun karena pada dini hari secara alami terjadi peningkatan adrenalin dan efek simpatis. Allah memberikan waktu setelah shalat subuh ini dengan berbagai fasilitas. Proses pembuangan racun begitu maksimal, sehingga udaranya murni baik untuk kesehatan terlebih lagi ditengah polusi yang merajalela. Oleh karena itu, kita isi waktu shalat subuh dengan aktivitas mulai dari zikir, olahraga, serta mempersiapkan rutinitas harian. Selama menjalani rutinitas harian kita harus menikmati nya, karena ini akan membuat semua yang dihadapi begitu ringan, jauh dari stres. Berusahalah tersenyum karena senyuman menjadi sugesti peringan beban, membuat cerah suasana yang muram dan obat penenang jiwa yang resah.
Meskipun kita sibuk dengan rutinitas harian, namun tetap luangkan waktu membaca Al-Qur’an. Karena seseorang yang membaca Al-Qur’an secara reguler mampu melindungi diri dari penyakit kejiwaan. Dalam buku ini terdapat laporan penelitian yang menyebutkan bahwa dengan mengucapkan huruf-huruf A-L-L-A-H akan melepaskan diri dari penyakit pernapasan dan jantung. Kita sebagai manusia butuh istirahat, sehingga luangkan waktu tidur siang. Jeda dengan tidur di siang hari mampu meningkatkan produktivitas kerja. Kebiasaan ini terlihat sepele, tapi sebenarnya besar artinya bagi tubuh, konsentrasi, dan kinerja setengah hari berikutnya. Kualitas dari tidur ditentukan oleh tercapai dengan kedalamn tidur atau nyenyak. Puasa juga membuat tidur lebih berkualitas, karena “ deep sleep ” lebih cepat tercapai. Efeknya pada perbaikan tubuh dan otak, termasuk molekul memori lebih maksimal. Setelah semua rutinitas harian telah terlaksana saatnya istirahat dengan merebahkan diri untuk mengawali esok dengan optimisme tinggi. Tidur malam yang ideal menurut para peneliti adalah 7 jam sehari. Sebelum tidur tulis kebiasaan-kebiasaan baik yang telah kita lakukan hari ini, sebagai bahan introspeksi diri. Dan kita dianjurkan untuk tidak tidur larut malam, karena produksi dan efek medis dari hormon melatonin tidak akan berfungsi sebgaimana mestinya akibat paparan cahaya yang lama. Rasulullah mengajarkan kita bahwa posisi tidur yang dianggap palin aman adalah dengan menghadap ke kanan. Karena tidak menekan jantung sehingga aliran darah di dalam tubuh dapat berjalan lebih lancar dan rasa pegal dapat dihindari.
Dengan kata lain, buku ini menjelaskan bahwa melakukan kegiatan dari bangun tidur hingga terlelap kembali dapat menjadi sumber manfaat kesehatan bagi tubuh kita. Diawali dari tahajud lalu disambung dengan shalat subuh dan diselingi dengan zikir dan do’a. Tengah hari luangkan waktu untuk tidur siang dan jangan lupakan lima waktu. Ketika wudhu kita telah membuat tubuh kita menjadi rileks, begitupun dengan tidur. Saat berpuasa pun, tidur siang dapat membuat kita semakin semangat. Lalu untuk menyegarkan pikiran kita lunagkan waktu untuk berwisata.
Buku ini memberikan argumen yang masuk akal tentang berbagai manfaat ibadah untuk kesehatan kita. Karena selain diambil dari kisah kehidupan Rasulullah, buku ini juga dibuat berdasarkan hasil penelitian para ahli dalam bidang kesehatan, dan berdasarkan firman-firman Allah tentang pentingnya kesehatan. Sampul buku ini berwarna putih berpadu dengan warna hijau, sehingga terlihat menarik bagi pembaca dan buku ini ditulis dengan rapi dan terstruktur dalam kaidah bahasa Indonesia. Buku karangan Egha ini juga dilengkapi dengan gambar, sehingga ketika membaca buku ini kita bukan hanya membaca tapi juga dapat menlihat tentang kehidupan Rasulullah di bidang kesehatan. Buku ini juga memberikan lembaran target yang akan kita lakukan, agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dan sehat.
Meskipun bahasa yang digunakan terstruktur dan dalam buku ini dilengkapi dengan glosarium atau istilah-istilah kedokteran yang terdapat dalam buku, namun tetap saja pembaca akan kerepotan membolak-balik buku ini. Karena banyak terdapat istilah yang jarang didengar orang awam, seperti Jet lag.
Bagi pembaca yang ingin berubah menjadi lebih baik dan sehat, buku ini sangat layak untuk dibaca. Karena sangat jelas bahwa masyarakat saat ini telah jarang memperhatikan kesehatan dan ibadahnya. Sehingga, setelah membaca buku ini kita dapat menjadwalkan berbagai kegiatan bermanfaat yang telah kita tinggalkan dan membuat kita jadi lebih baik.